Gresik – Masa depan energi bersih di Jawa Timur tampaknya berada di tangan yang tepat. Tim debat dari SMA Negeri 1 Kedamean, Gresik, berhasil keluar sebagai juara pertama dalam “Clean Energy Debat Competition 2025” yang diselenggarakan oleh Generasi Energi Bersih Surabaya (GEN-B). Ajang adu argumen yang berpusat pada isu transisi energi ini berlangsung sengit selama dua hari, pada 27-28 September 2025, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.
Kemenangan ini diraih oleh trio cerdas, yang terdiri dari Humaira’ Alta Funisa P. (XI.1), Vito Dwi Oktaviandra P. (XI.1), dan Rias Sugiarti Ningseh (XI.7). Mereka tidak hanya menunjukkan penguasaan data yang solid tentang energi terbarukan, tetapi juga kemampuan retorika yang meyakinkan di hadapan dewan juri.
Kompetisi debat kali ini mengangkat tema krusial seputar tantangan dan peluang dalam percepatan transisi energi, mulai dari kebijakan harga karbon, implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, hingga isu keadilan energi bagi masyarakat terpencil.
Saat dihubungi, Vito Dwi Oktaviandra P., salah satu anggota tim, mengungkapkan kunci keberhasilan mereka. “Kami fokus pada kerangka berpikir yang inklusif, bahwa transisi energi bukan hanya soal teknologi, tapi juga keadilan sosial dan ekonomi. Kami berdebat bagaimana memastikan energi bersih terjangkau dan merata, terutama bagi masyarakat di pelosok Jawa Timur,” ujar Vito.
Kutipan tersebut menunjukkan kedalaman pemahaman tim terhadap isu energi bersih yang melampaui sekadar aspek teknis.
Keberhasilan ini tidak hanya membawa pulang Piagam Penghargaan dan hadiah pembinaan senilai Rp 2.000.000, tetapi juga mengangkat nama SMA Negeri 1 Kedamean sebagai sekolah yang peduli dan aktif dalam diskursus lingkungan dan energi.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kedamean, Nurul Wafiyah, M.Pd., menyampaikan rasa bangga yang luar biasa. “Prestasi ini adalah bukti bahwa siswa kami tidak hanya unggul di bidang akademis, tetapi juga sangat peka terhadap isu global yang penting, yaitu keberlanjutan. Kami berharap mereka bisa menjadi agen perubahan, menjadi ‘Generasi Energi Bersih’ yang sesungguhnya,” tuturnya.
Sementara itu, Humaira’ Alta Funisa P. dan Rias Sugiarti Ningseh menekankan pentingnya peran anak muda. “Kami ingin membuktikan, isu energi bukan hanya urusan pemerintah atau perusahaan besar. Kami, anak SMA, juga punya suara dan argumen yang kuat untuk mendorong percepatan energi terbarukan di Indonesia,” tutup Rias, penuh semangat.
Kemenangan ini menjadi sinyal positif bahwa generasi muda di Jawa Timur siap menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan
Posted in Artikel, Berita Sekolah